Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah terpuruk akibat kondisi politik di dalam negeri yang memanas. Di pasar spot, kemarin (10/10), pasangan USD/IDR naik 0,29% dibanding hari sebelumnya menjadi 12.222. Bahkan, sepekan terakhir, pasangan ini sudah terkoreksi 0,36%.
Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga mencatat, Selasa (10/10), nilai tukar rupiah melemah 0,14% terhadap dollar AS ke level Rp 12.207. Dalam sepekan, rupiah sudah terdepresiasi sebesar 0,52%.
Daru Wibisono, Senior Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures menilai, sentimen negatif akibat memanasnya situasi politik menjadi pemicu utama rupiah tertekan sepanjang pekan ini. Maklum, partai oposisi menjadi penguasa di parlemen. Hal ini menyebabkan pelaku pasar khawatir terhadap jalannya program pemerintahan baru. "Ada kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi ke depan," jelasnya.
Menurutnya, kecenderungan rupiah masih akan tetap melemah hingga pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober mendatang.
Reny Eka Putri, pengamat pasar uang PT Bank Mandiri Tbk, sependapat, rupiah terus tergerus akibat sentimen negatif situasi politik di dalam negeri yang gaduh. Di sisi lain, dollar AS juga sedang berada di atas angin sejak awal pekan. Pasalnya, pelaku pasar mengantisipasi hasil pertemuan dewan moneter Bank Sentral AS (The Fed) dalam FOMC Minutes. Pertemuan ini antara lain membicarakan rencana kenaikan tingkat suku bunga AS.
Menurut Reny, seharusnya rupiah bisa menguat, sebab hasil FOMC Minutes ternyata memutuskan mempertahankan suku bunga di level rendah dalam waktu cukup lama. "Tapi, ricuhnya politik dalam negeri membuat rupiah lepas kontrol menuju level Rp 12.200-an," ujarnya.
Reny memperkirakan, rupiah masih akan berada di kisaran Rp 12.000 per dollar AS dalam beberapa waktu ke depan. Namun, apabila susunan kabinet pemerintahan yang baru sesuai dengan ekspektasi pasar, bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah. Secara umum, kata Reny, pekan depan, rupiah masih akan relatif bergerak melemah di kisaran Rp 12.170–Rp 12.285.
Sementara, Daru menebak, pekan depan rupiah akan bergulir lemah antara Rp 12.150–Rp 12.250.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News