Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Sentimen krisis utang Eropa kembali menjadi pemicu keoknya rupiah. Pagi ini, nilai tukar rupiah kembali tergerus 0,2% ke level Rp 9.181 per dolar AS pada pukul 09.19 di Jakarta.
Jika dihitung, dalam sepekan terakhir, rupiah pun sudah terpangkas 0,9%. Bahkan, pada 9 Januari lalu, mata uang Garuda ini sempat menyentuh level Rp 9.233 per dolar AS, level terlemah sejak 29 November.
Rupiah tertekan seiring keluarnya dana asing dari aset domestik, akibat kecemasan krisis Eropa bakal memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan, kepemilikan asing di surat utang pemerintah surut sebanyak Rp 2,27 triliun menjadi Rp 220,32 triliun dalam dua hari pertama di pekan ini. Sementara itu, pada pekan ini, investor asing tercatat menjual saham domestik mencapai US$ 14 juta hingga kemarin.
Head of treasury ANZ Panin Bank Wiling Bolung menilai, Eropa masih menjadi faktor pemicu sentimen negatif. "Kemarin, keputusan bank sentral mempertahankan bunga acuan diharapkan bisa mengurangi sedikit tekanan pada rupiah," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News