Reporter: Marantina | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Rupiah selama sepekan tidak bergairah. Di pasar spot. USD/IDR, dalam seminggu, naik 0,10% menjadi 9.398. Kurs tengah dollar Amerika Serikat (AS), Bank Indonesia (BI), naik 0,37% jadi Rp 9.468.Analis menilai, gerakan rupiah terimbas kondisi di Eropa yang serba tak pasti.
Nurul E. Nurbaeti, Kepala Riset BNI, menuturkan, selain faktor eksternal, pelemahan rupiah juga terpengaruh permintaan dollar AS di dalam negeri yang melampaui pasokan. Lelang term deposit yang digelar BI, pekan ini, termasuk wujud intervensi BI di pasar, untuk mengendalikan nilai tukar rupiah dengan cara menyerap dollar AS.
Rupiah juga hanyut karena derasnya arus keluar dana investor asing dari bursa saham dan pasar uang. "Selama sepekan, dana yang keluar dari bursa saham sekitar Rp 353 miliar dan obligasi kepemilikan Surat Utang Negara (SUN) dari data situs Dirjen Pengelolaan Utang tercatat sebesar Rp 222,9 triliun," ujar dia.
Untuk sepekan depan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan bergantung pada hasil pemilu Yunani yang akan digelar Minggu (17/6).
Pekan depan (19/6), pemerintah akan menggelar lelang SUN sebesar Rp 5 triliun. Ini diharapkan menjadi sentimen yang bisa mengurangi tekanan terhadap rupiah.
Putu Andy Wijaya, analis BRI, menambahkan, kondisi Eropa yang tidak stabil membuat investor berpaling pada dollar AS dan Yen Jepang sebagai safe haven.
Untuk mengantisipasi ketidakpastian pasar, pasca hasil pemilu Yunani, bank sentral global berencana mengintervensi likuiditas dollar AS di pasar. Hal ini bisa jadi sentimen positif bagi rupiah. "Penurunan data ekonomi di AS belum sanggup mengangkat rupiah," ujar Putu.
Nurul dan Putu memprediksi pekan depan pelemahan rupiah masih terjadi. Nurul memprediksi USD/IDR bergerak di rentang 9.340-9.490. Prediksi Putu, USD/IDR ada di rentang 9.380-9.480.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News