Reporter: Nathania Pessak | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Mata uang Garuda cenderung stabil dalam sepekan terakhir. Analis menilai, pergerakan rupiah banyak dipengaruhi rilis data dari global maupun domestik.
Mengutip Bloomberg, Jumat (4/8), di pasar spot, rupiah ditutup menguat tipis 0,08% ke posisi Rp 13.316 per dollar AS. Sepekan, nilai tukar rupiah juga terapresiasi 0,06%. Kurs tengah Bank Indonesia mencatat, hari ini, rupiah unggul 6 poin atau 0,05% ke posisi Rp 13.324 per dollar AS. Dalam sepekan, mata uang Garuda masih menguat tipis 2 poin atau 0,02%.
"Kalau hari ini rupiah menguat, karena ada beberapa sentimen yang menekan dollar," ujar Research & Analyst Monex Investindo Futures Faisyal, Jumat.
Ia juga melihat terdapat beberapa sentimen lain yang membuat The greenback melemah, salah satunya adalah mencuatnya dugaan kecurangan Presiden AS Donald Trump dalam masa kampanye. Ditambah dengan mundurnya juru bicara Gedung Putih beberapa waktu lalu.
Ekonom Bank BCA David Sumual menilai, sepekan ini, kurs rupiah stabil. Baik dollar maupun kurs rupiah masih terimbas dari banyaknya data yang dirilis sepanjang pekan ini seperti pending home sales, ISM Manufacturing PMI, ADP Non-Farm Employment Change, dan klaim pengangguran.
"Umumnya, pergerakan masih dari AS. Pasar masih terus mencermati keadaan ekonomi," jelas David.
Kendati demikian, Faisyal menyebutkan, data domestik yang akan rilis pada Senin (7/8) mendatang berupa PDB dan cadangan devisa Indonesia dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan rupiah. "Ada peluang data menguat, terutama data AS cenderung kurang baik," paparnya.
Untuk itu, pekan depan, prediksi Faisyal, rupiah berpotensi menguat di kisaran Rp 13.280-Rp 13.350 per dollar AS. Sementara David memprediksi rupiah masih akan stabil di rentang Rp 13.300-Rp 13.350 per dollar AS, karena menurutnya belum ada sentimen yang dapat berpengaruh besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News