kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah siap menguat


Sabtu, 16 Februari 2013 / 09:08 WIB
Rupiah siap menguat
ILUSTRASI. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengikuti rapat kerja bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/6/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Rupiah pekan ini cenderung melemah. Di pasar spot, Jumat (15/2) pasangan USD/IDR meguat 0,13% dibanding hari yang sama pada pekan lalu, menjadi 9.670. Sedangkan kurs tengah USD/IDR di Bank Indonesia (BI) menguat dari 9.667 ke level 9.670.

Head of Trading Commonwealth Bank, Veni Kriswandi mengatakan, pergerakan rupiah pekan ini diwarnai oleh turunnya aliran dana yang masuk ke bursa saham. Nilai beli bersih asing di pasar saham pekan ini Rp 1,89 triliun, dibanding pekan lalu Rp 2,84 triliun. Veni memprediksi, turunnya aliran dana karena libur tahun baru Imlek.

Veni menambahkan, pekan ini, rupiah juga diwarnai oleh lelang short term notes (STN) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 12–13 Februari lalu. Ia memprediksi, asing hanya memindahkan dana dari SBI yang akan jatuh tempo ke STN. Pemindahan itulah yang mengubah sentimen pasar. "Yang terjadi juga, Rabu (13/2) banyak pelaku pasar yang profit taking sehingga rupiah sedikit turun. Kebutuhan domestik terhadap dollar AS masih bisa diimbangi dengan pasokan," lanjut Veni.

Director Chief Economist of Bank Mandiri Group, Destry Damayanti mengatakan, pekan ini rupiah cenderung konsolidasi. Destry bilang pasar sedang bersikap wait and see menunggu kebijakan BI yang tidak membolehkan bank-bank bermain di NDF kembali. "Rupiah ini ada treatment dari BI soal fixing spot itu. Pasar sedang melihat bagaimana nanti ini kebijakannya. Cukup stabil pekan ini, di level 9.640-9.670," ungkap Destry.

Ia menambahkan, stabilnya rupiah pekan ini juga karena cukup banyak aliran dana yang masuk, terutama ke pasar modal. Destry menyoroti currency war yang sedang menjadi isu global kini. Negara-negara maju ingin mendepresiasi mata uangnya. Namun, Destry memprediksi bahwa hal tersebut tidak terlalu menggoyahkan rupiah. "Pasalnya rupiah ini lebih berpengaruh dengan keadaan domestik kita," ucapnya.

Destry dan Veni memproyeksi, pekan depan rupiah akan bergerak cenderung menguat di level 9.600 hingga 9.700.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×