kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Rupiah Semakin Sehat


Selasa, 14 Oktober 2008 / 12:56 WIB
Rupiah Semakin Sehat
ILUSTRASI. TAJUK - Ahmad Febrian


Reporter: Femi Adi Soempeno |

JAKARTA. Usai disuntik dengan beragam kebijakan, rupiah kini telah sehat kembali. Pagi tadi, pukul 08.06 WIB, rupiah dibuka bergerak di angka Rp 9.795 terhadap dolar AS. Rupiah kian menggeliat hingga pukulĀ  09.47 WIB di angka Rp 9.697 terhadap dolar AS. Hanya saja, mulai bergerak, dan saat ini ada di titik Rp 9.744 terhadap dolar AS pada pukul 12.49 WIB.


Dealer Valas BRI Rachmat Wibisono bilang, sehatnya rupiah ini ditopang oleh guyuran likuiditas dari The Fed, BOE, ECB dan bank Sentral Swiss yang menyediakan dolar AS tanpa batas. "Apa yang terjadi di pasar Eropa maupun Amerika semalam sungguh merupakan sinyal baik bagi perekonomian dunia," tegas Rachmat.

Ditambah lagi, setiap negara membikin kebijakan untuk memberikan jaminan atas dana yang disimpan di bank. termasuk, pemerintah Indonesia yang Senin (13/10) kemarin juga menaikkan batas maksimal simpanan hingga Rp 2 miliar. "Market menjadi tenang," kata Rachmat.

Menurut Rachmat, tak hanya pemerintah yang harus berusuaha keras menjaga rupiah. Publik juga harus percaya bahwa ada pemerintah yang menjaga volatilitas rupiah. Supaya sektor finansial aman dan nyaman untuk semua pelaku, jangan sampai ada investor yang memanfaatkan keadaan.

Sekadar mengingatkan, Ahad (12/10) lalu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Miranda Swaray Goeltom berjanji, BI tak akan berpangku tangan melihat rupiah terus amblas. itu sebabnya, BI dan pemerintah sudah punya vitamin untuk memperkuat otot rupiah minggu ini.

Jurus yang telah digunakan oleh bank sentral selama ini adalah mengerek bunga tinggi. Iming-iming bunga ini bertujuan untuk menahan dana asing jangka pendek, yang populer disebut hot money.

Gubernur BI Boediono pekan lalu menegaskan, BI bakal mempertahankan BI rate yang menjadi acuan sebesar 9,5%. Bunga tinggi itu tentu sia-sia kalau inflasi melaju tanpa rem. "Kami akan mengarahkan kebijakan moneter untuk menahan laju inflasi dan mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi," ujar Boediono di Washington DC, AS, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×