Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Jika disandingkan dengan euron terlihat jelas posisi rupiah berhasil dulang penguatan. Tekanan euro yang besar disinyalir jadi penyebabnya.
Mengutip Bloomberg, Jumat (5/8) posisi rupiah di hadapan euro tercatat menguat tipis 0,04% di level Rp 14.630 per euro dibanding hari sebelumnya. Bahkan sejak awal tahun lalu, nilai tukar rupiah terhadap EUR berhasil mendulang keunggulan sebesar 2,86%.
Suluh Adil Wicaksono, Analis PT Cerdas Indonesia Berjangka mengatakan memang sejak awal tahun, performa euro sedang kendor. Mulai dari dugaan pasar akan pertambahan nilai pelonggaran stimulus hingga terpaan negatif dari Brexit. Efeknya sajian data ekonomi Eropa terbilang negatif dan tidak mengarah ke perbaikan seperti yang diharapkan pelaku pasar.
Posisi terbaik rupiah di hadapan euro terjadi pada 10 Maret 2016 lalu saat menyentuh level terbaiknya sejak April 2015 di Rp 14.309 per euro. Hal itu bertepatan dengan rapat rutin European Central Bank (ECB) yang memutuskan untuk kembali memangkas suku bunganya menjadi 0,00%.
Di saat yang sama, euro pun memutuskan untuk menambah nilai pelonggaran stimulusnya dari € 60 miliar menjadi € 80 miliar yang berlaku hingga September 2016 nanti.
“Sementara sejak awal tahun data inflasi, neraca perdagangan dan pertumbuhan ekonomi kita berada dalam koridor yang memuaskan pasar,” ujar Suluh. Terjadi perbedaan yang kontras antara ekonomi rupiah dan euro.
Walau rupiah sempat terkikis ke level terendahnya sejak Desember 2015 pada 20 Januari 2016 lalu di Rp 15.306 per euro. Itu terjadi karena masih imbas dari kenaikan suku bunga The Fed di akhir tahun dan positifnya prospek ekonomi Eropa pasca keterpurukan di tahun sebelumnya akibat utang Yunani.
Keterpurukan euro masih terus berlanjut memasuki akhir paruh pertama 2016 kala Inggris memutuskan hengkang dari keanggotan Uni Eropa. Imbas negatifnya dirasakan euro yang dipandang pasar akan semakin memperlambat roda perekonomian Eropa ke depannya. Dari sisi internal rupiah pun tertolong oleh derasnya arus dana asing yang masuk ke pasar saham dan obligasi.
Menduga ke depannya, rupiah berpotensi jaga penguatan. Mengingat belum berakhirnya pelonggaran stimulus yang diusung European Central Bank dan pandangan pasar yang positif akan domestik Indonesia. Keadaan diperburuk dengan pernyataan Mario Draghi, Gubernur European central Bank beberapa waktu lalu yang masih membuka peluang pelonggaran stimulus lanjutan jika memang diperlukan.
“Penguatan hingga akhir tahun tetap ada," duga Suluh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News