kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah menutup akhir pekan dengan pelemahan di Rp 13.675 per dolar AS


Jumat, 07 Februari 2020 / 16:17 WIB
Rupiah menutup akhir pekan dengan pelemahan di Rp 13.675 per dolar AS
ILUSTRASI. Rupiah melemah di akhir pekan


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki akhir pekan, rupiah kembali loyo. Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup melemah ke level Rp 13.675 per dolar Amerika Serikat (AS).

Alhasil, rupiah turun 0,29% dibandingkan penurunan hari Kamis (6/2) yang berada di level Rp 13.635 per dolar AS.

Pelemahan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di kawasan. Yen Jepang dan dolar Hong Kong menjadi dua mata uang yang berhasil berada di zona hijau.

Di mana, yen Jepang menguat 0,06% dan menjadi mata uang yang penguatannya paling tinggi terhadap the greenback.

Baca Juga: Cadangan devisa akhir Januari 2020 naik menjadi US$ 131,7 miliar

Kemudian, won Korea yang menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,54%. Di susul, ringgit Malaysia yang turun 0,36%. 

Yuan China serta dolar Singapura pun terkikis dan masing-masing 0,23% dan 0,22%. Rupee India dan baht Thailand juga berada di zona merah setelah melemah masing-masing 0,21% dan 0,19%.

Kemudian menyusul dolar Taiwan dan peso Filipina yang melemah tipis masing-masing 0.19% dan 0,05%.

Menurut Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim, pekan depan rupiah berpotensi menguat karena mendapat sentimen positif dari dalam negeri. Yakni setelah data cadangan devisa Januari positif.

Baca Juga: Kurs rupiah menguat empat hari berturut-turut, menunggu data cadangan devisa

Seperti diketahui, Bank Indonesia merilis, cadangan devisa bulan Januari bertambah menjadi US$ 131,7 miliar. "Karena itu rupiah akan dibuka menguat imbas dari dara dalam negeri yang positif dengan rentang pergerakan di Rp 13.586-Rp 13.720 per dolar AS,"  pungkas Ibrahim. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×