Reporter: Dina Farisah, Agung Jatmiko | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Rupiah relatif menguat. Kemarin, pasangan USD/IDR di pasar spot turun 0,38% menjadi 9.620. Sedang, dollar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) melemah 0,27% menjadi 9.658.
Destry Damayanti, Kepala Ekonom Bank Mandiri, mengatakan, penguatan rupiah terjadi karena pasar merespons positif upaya BI untuk mengawal pergerakan rupiah. BI berupaya meredam efek negatif dari sistem non deliverable forward (NDF) yang merupakan pasar off-shore untuk valuta asing.
Salah satu caranya adalah dengan memperkuat pasar on-shore. “Dengan langkah ini maka BI semakin menegaskan komitmen menjaga rupiah,” kata Destry.
Namun, rupiah belum sepenuhnya keluar dari tekanan. Faktor fundamental ekonomi makro, khususnya dari sisi ekspor belum cukup kuat untuk menopang nilai tukar rupiah.
Zulfirman Basir, Analis Monex Investindo Futures memperkirakan, pergerakan rupiah akan sideways. Dalam rapat dewan gubernur (RDG) BI, hari ini, beberapa analis memproyeksikan suku bunga BI akan tetap di 5,75%. Zulfirman memprediksi, USD/IDR di 9.600-9.680. Proyeksi Destry, USD/IDR di 9.600 – 9.700.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News