Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kurs rupiah menguat tipis di akhir pekan ini. Dalam sepekan ini, pergerakan rupiah cenderung tertekan terhadap dollar AS. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Jumat (6/12), melemah tipis 0,01% menjadi 11.964 dibanding hari sebelumnya. Selama sepekan, rupiah menguat tipis 0,008%. Rupiah sempat menyentuh 11.770 per dollar AS, Senin (2/12), tapi kemudian terkoreksi lagi ke level 11.900-an.
Adapun, kurs dollar AS di kurs tengah Bank Indonesia (BI), kemarin, melemah 0,48% menjadi 11.960 dibanding sehari sebelumnya di level 12.018. Selama sepekan, rupiah menguat 0,14%.
Tonny Mariano, analis Harvest International Futures mengatakan, penguatan rupiah, kemarin, dipengaruhi oleh aksi profit taking terhadap dollar AS yang sudah jenuh beli. Namun secara keseluruhan, Tonny melihat, rupiah masih dalam tekanan.
Daru Wibisono, analis Monex Investindo Futures mengatakan, faktor utama pelemahan rupiah masih dipengaruhi isu pemangkasan stimulus AS oleh The Fed. Apalagi dengan adanya ekspektasi stimulus yang akan dilakukan lebih cepat membuat minat pasar untuk memburu dollar sangat tinggi.
Untuk pergerakan sepekan ke depan, Daru mengatakan, rupiah masih akan tertekan. Sejumlah data dari dalam negeri, seperti cadangan devisa sepertinya tidak akan berpengaruh banyak terhadap pergerakan rupiah.
Pengaruh lebih besar akan datang dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 12 Desember nanti. Menurut Daru, bisa saja Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan BI rate melihat kondisi rupiah yang masih lunglai.
Setali tiga uang, Tonny mengatakan, rupiah masih dibayangi isu pemangkasan stimulus AS yang akan dilakukan pada bulan Desember ini. Tekanan rupiah kian berat karena kebutuhan dollar AS menjelang akhir tahun, biasanya sangat tinggi.
Proyeksi Tonny, pasangan USD/IDR untuk sepekan ke depan di kisaran 11.850-12.150. Sedangkan, Daru memprediksi, USD/IDR akan bergerak di 11.700-12.300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News