kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,31   14,00   1.54%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah menuju level baru di atas Rp 9.500


Jumat, 31 Agustus 2012 / 10:37 WIB
Rupiah menuju level baru di atas Rp 9.500
ILUSTRASI. Eropa menjadi wilayah pertama di seluruh dunia yang melewati 50 juta kasus virus corona pada hari Senin (19/7/2021). REUTERS/Benoit Tessier


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas |

JAKARTA. Selama hampir sepekan ini, rupiah terus menghadapi tekanan sehingga melemah di kisaran 9.500-9.580.

"Jika Bank Indonesia (BI) tidak intervensi, bisa jadi rupiah bisa terdepresiasi lebih dalam lagi terhadap dollar AS," kata Klara Pramesti, Analis Divisi Treasury Bank Negara Indonesia (BNI) kepada KONTAN, Jumat pagi (31/8).

Director Chief Economist Mandiri Group Destry Damayanti mengomentari tekanan rupiah kali ini merupakan masa transisi untuk membentuk keseimbangan baru. "Perubahan ekonomi secara struktural telah terjadi, di saat ekspor menurun, nilai impor kita malah meningkat," ulas Destry, Jumat (31/8).


Karena sebelumnya, yang terjadi adalah ketika ekspor turun, selalu dibarengi dengan nilai impor yang ikut turun juga. Namun Destry menyikapi kenaikan impor sebagai hal yang wajar karena impor yang naik adalah impor bahan baku dan modal.

"Saat ini, pemerintah sedang menggerakkan produksi hilir dan investasi. Oleh karena itu memerlukan kebutuhan bahan baku dari luar negeri," jelasnya. Kondisi ini lazim bagi Indonesia yang sedang berkembang.

Bahkan BI pun sudah realistis menghadapi kondisi ini dengan melepas rupiah sesuai pergerakan pasar.

Sementara, sentimen pasar global cenderung tidak menyokong pergerakan mata uang emerging market seperti Indonesia.

Pekan depan bisa sedikit menguat

Walaupun masih cenderung masih melemah, sepekan depan rupiah kemungkinan bisa sedikit rebound. Destry memperkirakan kisaran rupiah akan berada di antara Rp 9.500-Rp 9.600 per dollar AS untuk periode satu minggu ke depan.

Ia mengharapkan BI juga juga bisa mengendalikan volatilitas rupiah yang cukup gencar.

Begitupun dengan Klara yang memprediksi rupiah akan sedikit menguat di tengah isu inflasi Agustus yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

"Inflasi yang tinggi memberikan sentimen yang baik terhadap rupiah karena berpotensi menaikkan investasi dan otomatis juga PDB karena masih kuatnya konsumsi domestik," tuturnya.

Tapi di sisi lain, inflasi yang tinggi itu merupakan sinyal negatif karena bisa memicu sentimen BI akan menaikkan suku bunga acuan,

Klara sendiri melihat sentimen itu tidak besar sebab level inflasi masih akan berada di sekitar kisaran acuan BI.

Dalam sepekan depan, ia memrediksi pasangan USD/IDR akan bergerak di kisaran Rp 9.450-Ro 9.550. Pada pukul 10.05 WIB hari ini, rupiah melemah di level terdalamnya sejak Juni 2012 yaitu pada Rp 9.584 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×