Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah di awal pekan ini, Senin (20/8), menguat tertopang sentimen meredanya ketegangan hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China dan juga Turki.
Tadi pagi, kurs antarbank yang tercatat di Bank Indonesia (BI) menguat 0,28% menjadi Rp 14.578 per dollar AS. Sedangkan mengutip transaksi pasar spot di Bank Mandiri, perdagangan rupiah pukul 15:50 WIB, ditutup menguat 0,14% menjadi Rp 14.590 per dollar AS, berbanding kemarin Rp 14.610 per dollar AS.
Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Fikri C. Permana mengatakan, penguatan rupiah hari ini lebih disebabkan faktor eksternal, yaitu meredanya konflik AS dengan China dan Turki. Pada 21-22 Agustus, AS dan China akan melakukan perundingan kembali soal perdagangan. Pasar cenderung wait and see terhadap perundingan tersebut dan tensi perang dagang jadi mereda.
Disisi lain, Fikri mengamati sejauh ini faktor domestik belum nampak memberi katalis positif bagi rupiah.
Fikri memproyeksikan rupiah di perdagangan, Selasa (21/8), kurs rupiah cenderung bergerak stabil. "Pergerakan rupiah besok cenderung stabil sambil melihat bagaimana hasil lelang di pasar primer," kata Fikri, Senin (20/8). Menurut Fikri, jika yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun berada di 7,9% hingga 8%, maka pergerakan rupiah akan cenderung stabil.
Namun, Fikri memproyeksikan, volatilitas pergerakan rupiah masih akan terjadi hingga pertemuan The Fed di September 2018. "Rentang pergerakan rupiah besok masih sempit, belum banyak sentimen yang mempengaruhi hingga pengumuman The Fed di September," kata Fikri.
Untuk perdagangan rupiah besok, Fikri memproyeksikan rupiah bergerak direntang Rp 14.580 per dollar AS hingga Rp 14.620 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News