Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia kembali positif. Imbal hasil bulan April 2016 secara month on month (mom) sebesar 1,99%. Bullish-nya pasar obligasi kali ini menjadi yang keempat secara berturut-turut sejak awal tahun 2016.
Direktur Utama Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ignatius Girendroheru mengatakan, positifnya pasar obligasi ditopang kondisi ekonomi dalam negeri. Mulai dari inflasi yang terkendali, posisi cadangan devisa yang meningkat, surplus neraca perdagangan yang berlanjut serta menguatnya nilai mata uang rupiah.
"Penguatan rupiah menjadi katalis utama bullish pasar obligasi domestik," ujar Ignatius, Selasa (3/5).
Selain itu, rencana penggantian suku bunga acuan terbaru menjadi seven day reverse repo rate mulai Agustus 2016 dan terbitnya Paket Kebijakan Ekonomi terbaru jilid XII diperkirakan menjadi faktor pendorong menguatnya pasar domestik.
Sentimen positif dari global muncul setelah membaiknya data-data ekonomi Tiongkok, keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang tetap mempertahankan suku bunga serta harga minyak mentah yang terus menguat.
"Secara year to date (ytd) April, return pasar obligasi tercatat 10,02% dan mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tercatat 5,35%," tutur Ignatius.
Sementara itu, indeks total return surat berharga negara (SBN) naik 4,07 poin atau 2,08% mom menjadi 199.281 di akhir April 2016. Sedangkan indeks total return obligasi korporasi meningkat 2,73 poin month on month (mom) atau 1,32% mom dari angka 207.306 di Maret ke 210.032 di akhi April 2016.
Sementara itu, sukuk ritel seri SR008 tercatat menjadi obligasi pemerintah yang paling aktif diperdagangkan. Total transaksi SR008 mencapai 17.539 kali dengan total nilai sebesar Rp 44,88 triliun.
Adapun obligasi berkelanjutan I Medco Energi Internasional tahap II tahun 2013 menjadi obligasi korporasi yang paling aktif diperdagangkan sepanjang April, dengan total frekuensi 93 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News