kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah menguat ke Rp 13.000-an, ini faktor fundamental yang menjadi penopangnya


Selasa, 05 Januari 2021 / 07:05 WIB
Rupiah menguat ke Rp 13.000-an, ini faktor fundamental yang menjadi penopangnya


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali tahun 2021, rupiah menguat ke Rp 13.000-an. Ini adalah level terkuat rupiah sejak Juni 2020. 

Senin (4/1), rupiah menguat 1,1% di Rp 13.895 per dollar AS. Ekonom Bank Permata Josua Pardede berpendapat, rupiah menguat terhadap dollar AS pada awal perdagangan tahun 2021 dipengaruhi oleh pelemahan dollar AS terhadap mata uang utama. 

Baca Juga: Tembus ke bawah Rp 14.000, penguatan rupiah masih akan berlanjut

Ini terindikasi dari indeks dollar AS yang tercatat melemah. Bahkan dollar indeks pada Senin (4/1) di 89,95 adalah level terendah sejak April 2018. Pelemahan dollar AS terhadap mata uang dunia dipengaruhi oleh optimisme terhadap pemulihan ekonomi global pada tahun 2021. 

Josua menambahkan, penurunan permintaan asset safe haven termasuk dollar AS dan US Treasury membuat aset emerging market seperti rupiah menjadi aset yang diburu investor. "Yield US Treasury dengan tenor 10 tahun naik sekitar 2bps menjadi 0,94%. Ini sejalan dengan harapan penanganan Covid 19 di berbagai negara dunia mengingat vaksinasi mulai dijalankan di sebagian besar negara," terang dia. 

Saat ini, jumlah kasus Covid 19 di berbagai negara masih terus meningkat. Kondisi sentimen risiko yang mendukung tersebut mendorong permintaan aset-aset keuangan yang lebih berisiko termasuk aset keuangan berdenominasi rupiah. IHSG saat ini diperdagangkan menguat 1,3% atau 76 poin ke level 6.055. 

Sementara, yield SUN dengan tenor 10 tahun tercatat turun 2 bps menjadi 5,87%. Beberapa faktor fundamental yang mempengaruhi penguatan rupiah antara lain daya tarik aset keuangan rupiah terutama SBN yang tetap menarik. "Selisih real yield dari risk free asset Indonesia yang lebih sangat bersaing jika dibandingkan dengan aset keuangan negara berkembang lainnya atau bahkan negara-negara yang memiliki sovereign rating yang serupa," jelas Josua, Senin (4/1). 

Selain itu, Josua percaya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih relative lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya sehingga mendorong differential growth yang tetap menarik. Dengan demikian investor asing diperkirakan kembali masuk ke pasar keuangan negara berkembang termasuk pasar keuangan domestik. 

Baca Juga: Dolar AS masih melemah, rupiah diproyeksikan menguat pada Selasa (5/1)

Tahun 2020, investor asing membukukan net sell di pasar saham sekitar US$ 3,22 miliar sementara kepemilikan investor asing pada SBN tercatat menurun sekitar US$ 4,75 miliar. "Kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang baik dengan prospek pemulihan ekonomi tahun 2021 diperkirakan terus berlanjut, maka aliran modal asing akan masuk ke pasar keuangan domestik," kata Josua. 

Harapannya, dana asing yang masuk bisa mendorong suplai valas dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah pada tahun 2021. Perhitungan Josua, rupiah akan bergerak pada rentang Rp 13.700 - Rp 14.300 per dollar AS. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×