Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) untuk perdagangan Jumat (11/10) diprediksi bakal melanjutkan penguatan tipis. Adapun sentimen utama penyokong penguatan masih dari eksternal.
Kamis (10/10), rupiah tercatat menguat 0,16% ke level Rp 14.150 per dolar AS dari penutupan sebelumnya. Sedangkan berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR, rupiah tercatat menguat 25 poin dari perdagangan sebelumnya, menjadi Rp 14.157 per dolar AS.
Baca Juga: AS dan China memulai negosiasi dagang, dolar melemah terhadap mata uang utama
Ekonom Bank BCA David Sumual mengungkapkan, penguatan rupiah yang terjadi pada perdagangan hari ini (10/10) cenderung masih karena sentimen teknikal. AS memasukkan puluhan perusahaan China dalam daftar hitam. Di sisi lain, data pasar khususnya bursa regional dan domestik masih mencatatkan penguatan pada perdagangan hari ini.
Untuk itu, pada perdagangan besok, rupiah diperkirakan masih akan bergerak naik turun tipis dan belum memiliki sentimen penggerak signifikan. Sentimen utama masih datang dari kondisi global, khususnya terkait rencana pertemuan antara AS dengan China.
Baca Juga: Bank Dunia turunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% di 2019
"Dari sentimen domestik belum ada sentimen berarti. Fokusnya ke pertemuan AS dan China, apakah akan ada hasil positif atau negatif pasar pun tidak berharap banyak," ungkap David kepada Kontan.co.id, Kamis (10/10).
David memperkirakan, rupiah bakal berada di kisaran Rp 14.130 per dolar AS hingga Rp 14.180 per dolar AS, dengan kecenderungan bakal menguat tipis pada Jumat (11/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News