Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penguatan mata uang Garuda di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) menyokong kenaikan harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder pada perdagangan Senin (14/3).
Kemarin, rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price menggemuk 0,29% dibandingkan hari sebelumnya ke level 110,75.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menjelaskan, pada awal perdagangan kemarin, sebagian besar harga obligasi negara membesar. Hal ini ditopang oleh kinerja rupiah yang dibuka di bawah level Rp 13.000 per dollar AS.
"Secara keseluruhan, perubahan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil seri acuan bertenor lima tahun sebesar 6,88 bps pada level 7,28%; imbal hasil seri acuan bertenor 10 tahun sebesar 5,9 bps pada level 7,68% dan imbal hasil dari seri acuan bertenor 20 tahun sebesar 2,2 bps pada level 8,16%," paparnya.
Jika harga obligasi naik, yieldnya akan menyusut. Sebaliknya, ketika harga obligasi terlempar, yieldnya bakal melambung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News