kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.779   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.473   -6,24   -0,08%
  • KOMPAS100 1.155   0,64   0,06%
  • LQ45 915   1,60   0,18%
  • ISSI 226   -0,60   -0,26%
  • IDX30 472   1,43   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,50   0,44%
  • IDX80 132   0,24   0,18%
  • IDXV30 140   1,26   0,90%
  • IDXQ30 158   0,58   0,37%

Rupiah menguat didorong sentimen domestik


Sabtu, 18 Januari 2014 / 09:00 WIB
Rupiah menguat didorong sentimen domestik
ILUSTRASI. Emiten Properti Sentul City (BKSL) Kejar Dana Rp 5,03 Triliun dari Rights Issue


Reporter: Dina Farisah | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Rupiah terapresiasi selama sepekan terakhir. Di pasar spot, Jumat (17/1), pasangan USD/IDR melemah 0,58%. Sementara kurs dollar AS di Bank Indonesia melemah 0,59%. Dibandingkan hari sebelumnya, rupiah menguat 0,28% di pasar spot

Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang PT Bank Mandiri mengatakan, pergerakan rupiah pada minggu ini relatif stabil. Bahkan, rupiah sedikit mengalami penguatan di level 12.000-an. Menurutnya, rupiah tertopang oleh sentimen positif dari dalam negeri. Salah satunya datang dari Bank Indonesia yang menyatakan optimisme terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Defisit neraca transaksi berjalan atau current account juga diyakini semakin menyempit.

“Sejak beberapa bulan terakhir, Bank Indonesia terus mendorong likuiditas valuta asing di dalam negeri,” ujar Rully, Jumat (17/1).

Dalam jangka pendek, lanjutnya, investor juga masih mencermati kebijakan lebih lanjut dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) terkait kemungkinan dilakukannya pengurangan stimulus secara lebih agresif. Di sisi lain, pelaku pasar tengah menanti laporan keuangan emiten di AS. Hasil publikasi laporan keuangan ini akan menentukan seberapa agresif tapering dilakukan.

Albertus Christian, analis PT Monex Investindo Futures menuturkan, pergerakan rupiah sepanjang pekan ini masih naik turun di kisaran sempit. Beberapa data eksternal kurang memberikan sentimen positif bagi rupiah. Diantaranya outlook ekonomi China masih dihantui perlambatan. Sebab, laporan foreign direct investment (FDI) pada kuartal IV-2013 diprediksi lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.

“Pinjaman kredit China juga mengalami penurunan. Kondisi yang mengindikasikan perlambatan ini turut memukul kinerja rupiah,” ujar Albertus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×