Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali menguat berkat data positif perekonomian Indonesia, khususnya neraca perdagangan September 2018 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Senin (16/10) lalu. Pada penutupannya di pasar spot, rupiah berhasil naik 0,12% menajdi Rp 15.201 per dollar Amerika Serikat (AS). Sedangkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rupiah kembali menguat 0,26% di level Rp 15.206 per dollar AS.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, selain terdorong dari data internal, nilai tukar dollar AS melemah terhadap mata uang utama dan mata uang emerging market. “Sempat adana ketegangan AS-Arab Saudi tentang kasus wartawan Washington Post kemarin yang mendorong harga minyak naik,” jelas David.
Walaupun begitu, isu kenaikan harga minyak mulai melandai. Berdasarkan Bloomberg, indeks dollar Senin (15/10) sempat menyentuh di level 94,66.
Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan, pergerakan rupiah Selasa (16/10) terbilang stagnan. Berdasarkan Bloomberg, pada penutupannya mata uang Garuda hanya melemah 1 poin dari angka pembukaannya.
“Penguatan ini tidak terlalu berarti banyak bagi rupiah karena surplus neraca perdagangan tidak terlalu banyak,” kata Lukman. Data neraca perdagangan yang tercatat surplus US$ 230 juta dipicu oleh sektor nonmigas yang menyumbang US$ 1,3 miliar.
Menurutnya, data ekonomi AS pada pekan depan seperti data pertumbuhan ekonomi AS kuartal ketiga sangat penting bagi pelaku pasar. Lukman memprediksi ada penguatan secara teknikal bagi rupiah di level Rp 15.175- Rp15.225 per dollar AS pada esok hari.
Sedangkan bagi David rupiah masih cenderung fluktuatif karena ada tekanan untuk rupiah dari sentimen luar. Ia memproyeksikan rupiah bergerak di antara Rp 15.190-Rp 15.240 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News