Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Penguatan rupiah memasuki hari kedua. Bukan tidak mungkin Mata Uang Garuda masih akan melanjutkan keunggulan atas dollar Amerika Serikat, mengingat sepinya tekanan dari eksternal yang bisa menjegal langkah rupiah.
Di pasar spot, Selasa (6/9), nilai tukar rupiah melesat 0,22% di level Rp 13.127 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sejalan di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah menguat 0,26% di level Rp 13.162 per dollar AS.
Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka menuturkan sejak data AS yang buruk akhir pekan lalu nyaris tidak ada katalis baru yang bisa mendukung penguatan USD.
Sementara itu, posisi mata uang Asia lainnya pun ikut membaik setelah yen menguat cukup signifikan pasca pernyataan Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda yang direspon positif oleh pelaku pasar.
"Terlihat mata uang Asia termasuk rupiah pun bergerak unggul," tutur Tonny. Saat ini faktor eksternal memang bergerak mendukung rupiah.
Sedangkan dari domestik kekuatan rupiah datang dari harapan naiknya dana serapan dari tax amnesty. Aksi repratriasi ini beri suntikan positif bagi mata uang Garuda. Karena sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia yang masih dalam jalur positif.
"Dari awal bulan dengan catatan deflasi kan artinya ekonomi kita semakin baik," jelas Tonny. Kini pasar memang masih menanti lanjutan data ekonomi domestik, terdekat di tengah bulan ada rilis laporan neraca perdagangan yang diprediksi masih akan terpantau surplus.
Menurut Tonny penguatan rupiah berpotensi dekati level Rp 13.100 per dollar AS. "Nyaris tidak ada katalis negatif yang sedang membebani rupiah," ungkap Tonny. Hanya perlu mewaspadai koreksi teknikal akibat aksi profit taking yang terjadi mengingat penguatan rupiah yang signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News