Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah belum menemukan amunisi untuk menyaingi dollar AS. Dengan dominasi faktor eksternal, mata uang rupiah kembali terkikis.
Di pasar Spot, Kamis (17/11), nilai tukar rupiah di hadapan dollar AS melemah 0,21% di Rp 13.373 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia rupiah tergerus 0,28% di Rp 13.385.
Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures mengatakan, beban laju rupiah masih terkait dengan pergerakan dollar AS dan tingginya yield di Amerika Serikat (AS) menjelang pertemuan The Fed bulan Desember mendatang. "Mata uang emerging market dan Eropa tertekan meski saham membaik," paparnya.
Sedangkan sentimen dalam negeri, menurut Wahyu, tidak mampu memberi pengaruh besar pada rupiah, termasuk keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan.
Pada Kamis malam (17/11), AS akan merilis serangkaian data ekonomi termasuk inflasi dan klaim pengangguran mingguan. Gubernur The Fed, Janet Yellen juga akan memberikan testimoni mengenai outlook ekonomi AS.
Wahyu melihat, data ekonomi AS tidak akan memberi pengaruh besar pada rupiah lantaran investor lebih menanti testimoni Yellen. "Pidato Yellen merupakan yang pertama sejak Trump menang," imbuhnya.
Proyeksi Wahyu, rupiah pada Jumat (18/11) akan kembali mengalami tekanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News