Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Antisipasi pelaku pasar menjelang rapat bank sentral Amerika Serikat dan rapat bank sentral Jepang menghasilkan dua sentimen yang berbeda bagi pergerakan rupiah.
Di pasar spot, Selasa (26/4) kurs rupiah terkikis 0,05% ke level Rp 13.205 per dollar AS. Di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah justru terangkat 0,15% ke Rp 13.215 per dollar AS.
Josua Pardede, Ekonom Bank Permata, menuturkan, tekanan rupiah muncul karena pelaku pasar menanti hasil pertemuan Bank of Japan (BoJ) Kamis (28/4).
"Apabila ada pelonggaran kebijakan moneter lanjutan dari BoJ, mata uang Asia lain akan ikut tertekan," jelas Josua.
Pasar juga sedang meninggalkan mata uang emerging market karena ketidakpastian yang tinggi. Efeknya pelemahan rupiah tidak bisa dihindari. Walaupun rentangnya sempit.
"Karena sebenarnya dari sisi antisipasi FOMC justru menguntungkan rupiah akibat posisi USD yang tidak prima," kata Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures.
Josua menebak, rupiah Rabu (27/4) bergerak di Rp 13.175–Rp 13.275 per dollar AS. Sedangkan Putu menduga, antara Rp 13.100–Rp 13.300 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News