Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Valuasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) akhir pekan ini ditutup tidak jauh berbeda dari hari sebelumnya. Mata uang Garuda cenderung flat di tengah tingginya tingkat ketidakpastian di Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, Jumat (16/3), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah tipis 0,01% ke level Rp 13.751 per dollar AS. Namun, sepekan, rupiah masih menguat 0,33%.
Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat pelamahan harian rupiah sekitar 0,12% ke level Rp 13.765 per dollar AS pada Jumat. Dalam sepekan, mata uang Garuda masih terapresiasi 0,21%.
"Sentimennya masih dari eksternal, banyak ketidakpastian di AS," ujar David Sumual, ekonom PT Bank Central Asia Tbk kepada Kontan.
Seperti dikeluarkannya surat panggilan sidang yang berkaitan dengan bisnis Presiden Donald Trump oleh Penasehat Khusus AS Robert Mueller. Lalu, terungkapnya notulensi pembicaraan antara Trump dan penasehat ekonominya tentang kenaikan untuk menjadikan dollar AS lebih kuat, hingga pemotongan pajak tahap dua yang ditujukan untuk kalangan individu.
Sedangkan, dari dalam negeri, rupiah masih dalam tekanan, setelah neraca perdagangan domestik defisit tiga bulan berturut-turut. Jika dihitung dari Desember total defisitnya telah mencapai US$ 1,1 miliar. Pada Februari defisitnya mencapai US$ 0,12 miliar.
Tekanan dari domestik ini sedikit diimbangi dengan jatuhnnya indeks dollar AS akibat ketidakpastian politik.
Nizar Hilmy, analis PT Global Kapital Investama Berjangka menilai, pelemahan tipis rupiah kali ini terjadi karena pasar tengah menanti rapat Bank Sentral AS pada pekan depan. Apalagi probabilitas kenaikan suku bunga sudah mencapai 90%.
"Pergerakan pasar terbatas menanti FOMC," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News