Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menerima pukulan berat dan bertubi-tubi pada perdagangan, Kamis (28/6).
Mengutip Bloomberg, Kamis sore, kurs rupiah di pasar spot melemah sebesar 1,52% menjadi Rp 14.349 per dollar AS.Kurs tengah di Bank Indonesia mencatat pelemahan rupiah 0,76% ke level Rp 14.271 per dollar AS.
Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan rupiah melemah tajam, hari ini. Pertama, prospek kenaikan suku bunga The Fed menjadi empat kali pada tahun ini.
Kedua, perang dagang AS dan China yang diikuti langkah kebijakan moneter China yang melonggarkan likudiitas bank. Tentunya, kebijakan yang ditempuh China membuat mata uang yuan melemah dan mempengaruhi mata uang emerging market termasuk rupiah.
"Hari ini hampir semua emerging market melemah, rupiah salah satu yang melemah cukup dalam selain India, Korea dan Taiwan," kata David, Kamis (28/6).
Ketiga, faktor dari dalam negeri seperti defisit neraca perdagangan juga makin menekan rupiah. Secara kumulatif sejak awal tahun 2018, defisit neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 2,8 miliar.
Dengan kondisi rupiah yang semakin tertekan, David memproyeksikan, BI akan menaikkan suku bunga pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), Jumat (29/6) sebanyak 25 basis poin.
Menurut David, masih harus melihat kondisi eksternal dalam memproyeksi apakah rupiah akan terus melemah atau tidak. "Tergantung kondisi eksternal dan perkembangan yuan," imbuhnya.
Secara teknikal, David memproyeksikan rupiah memiliki peluang menguat. Penguatan rupiah terjadi apabila tidak ada isu yang lebih mengejutkan pasar misalnya pelemahan yuan lebih lanjut. Prediksinya, besok, rupiah bergerak di rentang Rp 14.150 hingga Rp 14.400 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News