Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menguat di perdagangan kemarin, nilai kurs rupiah terhadap dolas Amerika Serikat (AS) hari ini (17/1) tertekan dan melemah.
Kurs rupiah spot hari ini tercatat melemah 0,80% ke Rp 15.165 per dolar AS. Sementara itu, kurs rupiah Jisdor melemah 0,90% ke Rp 15.154 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, sebagian besar mata uang Asia melemah pada hari ini. Pelemahan itu disebabkan munculnya kekhawatiran baru akan resesi global tahun 2023 yang berdampak langsung pada kinerja mata uang di sejumlah negara, termasuk China dan Jepang.
“Yuan dikhawatirkan akan berkinerja buruk karena pertumbuhan ekonomi China tahun 2022 terpukul akibat pandemi Covid-19. Sementara itu, investor juga masih menanti potensi perubahan kebijakan Bank of Japan (BoJ),” kata Ibrahim dalam riset harian, Selasa (17/1).
Baca Juga: Ini Saran Ekonom Agar Belanja Negara 2023 Tidak Menumpuk di Kuartal Terakhir
Menurut Ibrahim, sejumlah pelonggaran dan kebijakan anti-Covid telah dikeluarkan oleh pemerintah China dengan tujuan memacu pemulihan ekonomi Negeri Tirai Bambu tahun 2023. Namun, data PDB China dan lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut menimbulkan keraguan atas pemulihan itu.
Di sisi domestik, pelaku pasar juga masih menanti pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) pada Kamis pekan ini. Menurut Ibrahim, BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, dari yang sebelumnya 5,5% menjadi 5,75%. Dengan demikian, selisih suku bunga akan kembali melebar.
“Tetapi pasar juga menanti proyeksi suku bunga ke depannya, apakah BI akan menaikkan suku bunga hingga 6% atau 6,25%,” ungkap Ibrahim.
Baca Juga: Ini Saran Ekonom Agar Belanja Negara 2023 Tidak Menumpuk di Kuartal Terakhir
Dengan selisih suku bunga yang dipertahankan 125 basis poin atau mungkin lebih lebar lagi, capital outflow bisa semakin deras masuk ke pasar obligasi Indonesia.
“Sejauh ini kebijakan BI sukses membuat investor asing kembali masuk ke pasar obligasi sekunder dalam dua bulan terakhir,” kata dia.
Ibrahim memprediksi rupiah akan kembali melemah pada perdagangan hari Rabu (18/1), yakni di kisaran Rp 15.150 per saham–Rp 15.220 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News