Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Spekulasi kenaikan suku bunga The Fed menjadi faktor utama penggerak rupiah di saat sepi sentimen dalam negeri.
Mengutip Bloomberg, Kamis (26/11) nilai tukar rupiah tergerus 0,38% dari sehari sebelumnya menjadi Rp 13.742 per dollar AS.
Yulia Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, data ekonomi AS cukup positif sehingga berhasil melambungkan dolar AS.
Seperti data pemesanan barang tahan lama bulan Oktober yang naik 3% atau jauh melampaui proyeksi sebesar 1,6% dan bulan sebelumnya minus 1,8%.
Lalu klaim pengangguran per pekan lalu tercatat 260.000 atau turun dari pekan sebelumnya 272.000.
"Secara keseluruhan data ekonomi mendukung kenaikan suku bunga The Fed bulan depan," ujar Yulia.
Mata uang rupiah sebenarnya bisa berharap dari penguatan mata uang Euro.
Jika Euro menguat maka dollar akan melemah dan mengangkat rupiah.
Namun, saat ini Euro sedang tertekan oleh kebijakan penambahan stimulus Bank Sentral Eropa.
Besok, Yulia menduga rupiah masih akan melanjutkan pelemahan meski terbatas lantaran minimnya sentimen dari dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News