Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Rupiah stagnan dengan kecenderungan melemah. Para pelaku pasar masih mengantisipasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed). Kondisi serupa diperkirakan bisa berlanjut, hari ini.
Di pasar spot, kemarin (17/6), rupiah melemah tipis satu poin ke level Rp 13.348 per dollar AS. Lalu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah tertekan 0,26% menjadi Rp 13.367 per dollar AS.
Research and Analyst Monex Investindo Futures Agus Chandra mengatakan, rupiah bergerak sempit seiring pergerakan terbatas mata uang Negeri Paman Sam. Maklum, pasar menunggu kepastian mengenai petunjuk kenaikan suku bunga yang bakal dirilis Bank Sentral AS (The Fed) pada Kamis (18/6). "Investor menunggu petunjuk Gubernur The Fed Jannet Yellen mengenai arah kebijakan moneter AS," ujarnya.
Sementara, Research and Analyst Divisi Tresuri BNI Trian Fathria bilang, rupiah mendapat sedikit dukungan dari pasar saham domestik yang rebound. "Ini menahan laju pelemahan rupiah," ujarnya.
Namun, selama belum ada kepastian mengenai arah kebijakan suku bunga AS, pergerakan mata uang Garuda masih akan rentan tertekan. Meski demikian, pelemahan kemungkinan tidak akan tajam, lantaran ada potensi dukungan dari rebound bursa saham domestik.
Apalagi, jika rapat Dewan Gubernur BI pada Kamis (18/6) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 7,5%, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih melambat. Prediksi Trian, hari ini, rupiah akan cenderung melemah terbatas dengan level support di Rp 13.325 per dollar AS, dan resistance di level Rp 13.375 per dollar AS.
Agus menduga, hari ini nilai tukar rupiah akan cenderung melemah terbatas. Rentangnya di kisaran Rp 13.225 hingga Rp 13.500 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News