kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah masih melemah menanti keputusan The Fed dan kelanjutan perang dagang


Rabu, 11 Desember 2019 / 18:05 WIB
Rupiah masih melemah menanti keputusan The Fed dan kelanjutan perang dagang
ILUSTRASI. Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11/2019).


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Belum adanya konfirmasi dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengenai penambahan tarif impor kepada China, membuat pelaku pasar condong memburu dolar AS dari pada rupiah. 

Alhasil, berdasarkan Bloomberg di pasar spot, rupiah melemah 0,13% ke Rp 14.038 per dolar AS. Sementara, di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah juga melemah 0,15% ke Rp 14.025 per dolar AS. 

Baca Juga: Indonesia to offer first diaspora, sustainable bonds in 2020

Analis Monex Investindo Faisyal mengatakan rupiah melemah karena Trump belum beri kejelasan mengenai keputusannya terakir penambahan tarif impor ke China di 15 Desember mendatang. 

"Trump sebelumnya berencana untuk menunda kenaikan tarif ke China, tetapi penasihat Trump hingga kini tidak bisa mengkonfirmasi hal tersebut lebih lanjut," kata Fasiyal, Rabu (11/12). 

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri juga mengatakan ketidakpastian perang dagang AS dan China yang berlanjut membuat pelaku pasar condong buru dolar AS. 

Baca Juga: Dana kelolaan reksadana turun Rp 7,6 triliun di November, kenapa?

Selain itu, dollar AS tersokong menguat karena pelaku pasar juga cenderung bersikap wait and see menanti hasil Federal Open Market Committe (FOMC) malam ini mengenai arah kebijakan Fed Fund Rate (FFR).

"Pelaku pasar banyak mengantisipasi data eksternal yang mayoritas dari eksternal, seperti inflasi AS juga akan keluar malam ini, sementara dalam negeri sepi sentimen, rupiah jadi melemah," kata Reny.

Ekspektasi pelaku pasar pada tingkat suku bunga AS adalah menurun dari 1,75% ke 1,5%. Jika ekspektasi pelaku pasar sesuai dengan keputusan The Fed, maka rupiah berpotensi menguat. Namun, jika The Fed mempertahankan suku bunganya maka rupiah berpotensi kembali melemah. 

Baca Juga: Apindo memproyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 masih menantang

"Jika The Fed mempertahankan suku bunga maka rupiah besok Kamis (12/9) berpotensi kembali melemah di rentang Rp 14.000 per dolar AS hingga Rp 14.100 per dolar AS," kata Faisyal. 

Sementara, Reny memproyeksikan rupiah besok bergerak di rentang Rp 14.015 per dolar AS hingga Rp 14.060 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×