Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Sofyan Hidayat
JAKARTA. Kurs rupiah kembali melempem. Kemarin (16/1), di pasar spot, rupiah tertekan 0,33% dari hari sebelumnya menjadi Rp 12.125 per dollar Amerika Serikat (AS). Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga terkikis 0,33% menjadi 12.117.
Albertus Christian, analis PT Monex Investindo Futures mengatakan, rupiah tertekan rilis data foreign direct investment (FDI) China yang tumbuh 5,3% di tahun 2013 atau melambat dari tahun sebelumnya yang mencapai 5,5%. Laju ekspansi kredit di China juga melemah setahun terakhir. "Perlambatan ekonomi China bisa mempengaruhi ekspor dari Indonesia dan menghambat perbaikan defisit neraca perdagangan kita," kata Albertus.
Selain itu, Head of Research Divisi Tresuri BNI, Nurul Eti Nurbaeti mengatakan, pelemahan rupiah juga dipengaruhi sejumlah data ekonomi AS sepekan ini yang membaik. Ini mencuatkan spekulasi Bank Sentral AS, The Federal Reserve akan kembali memangkas stimulus moneter atau tapering pada rapat Maret nanti. Sentimen ini membuat dollar AS menguat.
Hari ini, Nurul memperkirakan, rupiah akan kembali melemah di 12.070-12.125. Sedangkan, Albertus menduga, rupiah bergulir di 12.100-12.235.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News