Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali melemah di akhir perdagangan pekan lalu lantaran terseret sentimen negatif dari pelebaran defisit neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2019 menjadi US$ 1,15 miliar. Pelemahan rupiah ini diperkirakan masih akan berlanjut pada pekan depan.
Mengutip Bloomberg, rupiah pada Jumat ditutup di level Rp 14.154 per dollar AS, melemah 0,45% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 14.090. Selama sepekan, rupiah melemah 1,42% dari US$ 13.955 per dollar AS.
Sementara itu, di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rupiah pada Jumat (15/2) pada Bank Indonesia (BI) ada di Rp 14.116 per dollar AS, melemah 0,16% dibanding sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.093 per dollar AS. Selama sepekan, rupiah pada acuan kurs tengah BI ini melemah 0,88%.
Defisit neraca perdagangan pada Januari ini lebih buruk defisitnya daripada Desember 2018 dan Januari 2018. Implikasinya investor asing mulai keluar dari pasar saham Rp 3 triliun dalam sepekan terakhir.
“Konsekuensi dari pelebaran defisit neraca perdagangan, investor khawatir defisit transaksi berjalan (current account deficit) akan melebar sepanjang tahun 2019,” Kata Bhima Yudhistira, ekonom Indef kepada Kontan.co.id, Jumat (15/2).
Bhima memperkirakan, rupiah pada perdagangan awal pekan masih akan tergerus. Beberapa sentimen yang perlu dicermati di antaranya negosiasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China, perpanjangan proposal Brexit, serta kekhawatiran deflasi di China karena turunnya permintaan global.
Bhima memprediksi pada Senin (18/2) rupiah bergerak di level Rp 14.200-Rp 14.350 per dollar AS. Sementara dalam sepekan ke depan rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran harga Rp 14.150-Rp 14.300 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News