Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Akhir pekan lalu, rupiah ditutup menguat. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Jumat (8/2), menguat 0,20% menjadi 9.657 dibanding penutupan harga sehari sebelumnya. Tapi, dalam sepekan, pairing USD/IDR melemah 0,72%. Sementara, kurs dollar AS di kurs tengah BI, turun 0,15% menjadi 9.667 dalam sepekan.
Head of Tresury BCA, Branko Windoe memprediksi, hari ini, permintaan dan penawaran dollar AS di pasar domestik akan seimbang. Permintaan dollar AS pada pertengahan bulan seperti saat ini tidak akan memberatkan. “Biasanya siklus jatuh tempo pembayaran utang dari korporat itu di awal atau akhir bulan. Jadi permintaan dollar AS untuk pertengahan bulan agak sepi,” kata Branko.
Tahun Baru China juga diprediksi bakal memberi tenaga bagi rupiah. Sebab, menurut Branko, pada Imlek kali ini, volume perdagangan akan turun disebabkan pelaku pasar mitra Indonesia seperti Singapura dan Hong Kong berfokus pada perayaan tersebut. Sehingga transaksi dollar AS di dalam negeri relatif lebih tenang.
Head of Trading Commonwealth Bank, Veni Kriswandi, menambahkan, dalam seminggu terakhir ada aliran dana masuk dari pasar saham yang cukup tinggi. Setidaknya sampai Kamis (7/2), aliran dana asing masuk ke pasar saham sekitar US$ 390 juta.
Selain itu, pada akhir pekan lalu, BI juga terlihat menjual dollar AS untuk terus menambah pasokan di pasar. “Dari aliran dana yang masuk ke pasar saham dan intervensi BI akan membuat permintaan dollar AS terpenuhi,” kata Veni.
Sejak awal tahun, para pelaku pasar sudah mulai aktif kembali bertransaksi valuta di pasar domestik. Menurut Veni, ini cenderung menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Melihat likuiditas dollar AS di pasar domestik yang relatif cukup, Veni dan Branko memprediksi, rupiah hari ini akan cenderung menguat. Prediksi Branko, pasangan USD/IDR akan bergerak di kisaran 9.630 hingga 9.675. Sedangkan proyeksi Veni, pairing USD/IDR berada di rentang 9.625 sampai 9.675.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News