Sumber: KONTAN | Editor: Edy Can
Jakarta. Para ekonom memperkirakan, penguatan mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) masih akan terus berlangsung hari ini. Akhir pekan lalu (9/4), rupiah mencapai posisi terbaiknya saat menguat Rp 9.022 per dollar AS alias naik 0,29% dari hari sebelumnya.
"Rupiah benar-benar dikepung oleh sentimen positif, kalaupun terkoreksi tak akan dalam," ujar Kepala Market Tresury ANZ Panin Willing Bolung, kemarin (11/4). Menurutnya, rupiah pasti akan tembus di bawah Rp 9.000 per dollar AS jika Bank Indonesia (BI) tak melakukan intervensi. Namun ia menambahkan, penguatan rupiah yang cukup drastis juga tidak bagus bagi kegiatan ekspor yang baru mulai bangkit.
Kepala Tresuri BCA Branko Windoe menilai, meski bursa mengalami koreksi, hal itu tak berpengaruh besar bagi penguatan mata uang garuda. Menurutnya, penguatan rupiah ditopang oleh derasnya investasi pada aset tak beresiko tinggi seperti Surat Utang Negara (SUN) dan juga deposito. "Gimmick utama yang tersedia di sini adalah yield yang menggiurkan," jelas Branko.
Dia memprediksi rupiah hari ini bergerak konsolidasi di kisaran Rp 9.000-Rp 9.100 per dollar AS. Sedangkan Willing memprediksi rupiah menguat di kisaran Rp 9.870-Rp 9.050 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News