Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan rupiah masih memungkinkan berlanjut di pekan ini. Sejumlah sentimen lokal dan global berpotensi mengangkat nilai tukar rupiah.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, sentimen yang dapat mendorong rupiah bisa datang dari rapat Federal Open Market Committee (FOMC). Kebijakan yang disinggung dalam rapat tersebut akan mempengaruhi, misalnya jika The Fed menyinggung waktu mengenai tapering yang bisa menekan rupiah.
“Jika the Fed masih dovish, dengan kata lain, tidak melihat adanya urgensi dalam melakukan tapering, bisa membuat dolar AS kembali turun, dan positif buat rupiah,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Jumat (11/6).
Sementara itu dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga di angka 3,5%. Selain itu proyeksi ekonomi yang optimis dari BI mungkin bisa mengangkat mata uang rupiah.
Baca Juga: Menguat sepekan, kurs rupiah akan bergerak tipis pada Senin (14/6)
Ada juga beberapa data penting dalam negeri lain, seperti data inflasi, dan PMI manufaktur. “Dengan aktivitas manufaktur global yang membaik, diharapkan data tersebut juga dirilis lebih baik,” pungkas Alwi.
Alwi memperkirakan rupiah akan berada di rentang Rp 14.140 per dolar AS–Rp 14.250 per dolar AS Senin (14/6).
Di hari Jumat (11/6), rupiah menguat terhadap dolar AS. Merujuk Bloomberg, rupiah spot menguat 0,41% ke level Rp 14.189 per dolar AS dari level Rp 14.247 per dolar AS di hari Kamis (11/6). Sedangkan untuk kurs Jisdor menguat 0,24% ke level Rp 14.206 per dolar AS, dari Rp 14.240 per dolar AS.
Baca Juga: Tren positif pasar SBN diproyeksikan berlanjut dalam waktu dekat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News