Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat dalam sepekan yang berakhir Jumat (3/9). Pada Jumat pekan lalu, kurs rupiah menguat 0,07% ke Rp 14.263 per dolar Amerika Serikat (AS). Dalam sepekan rupiah menguat 1,08% dari Rp 14.418 per dolar AS.
Pelemahan dolar AS terhadap mata uang utama dan fundamental dalam negeri yang kuat menjadi penyokong nilai tukar rupiah.
Rupiah masih berpeluang menguat di pekan depan, jika laporan tenaga kerja AS dirilis lebih buruk dari ekspektasi. Sepekan depan, Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri memproyeksikan rentang rupiah di Rp 14.220 per dolar AS-Rp 14.324 per dolar AS. Sementara, Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya memprediksikan rupiah akan bergerak di Rp 14.190 per dolar AS-Rp 14.300 per dolar AS.
Baca Juga: IHSG menguat 1,42% sepekan ini dengan net buy asing Rp 1,27 triliun
Reny mengatakan, rupiah menguat karena hasil simposium Jackson Hole. Federal Reserve mengatakan tidak akan terburu-buru dalam menaikkan suku bunga acuannya dan mungkin baru dilakukan di 2023.
"Suku bunga AS yang belum akan naik dalam waktu cepat membuat pasar optimis pada instrumen investasi di luar dolar AS, indeks AS juga langsung menurun dari level 93 ke 92 ," kata Reny, Jumat (3/9). Penurunan indeks dolar menandakan dolar AS melemah terhadap mata uang utama dan regional. Alhasil, rupiah jadi terapresiasi.
Sementara, sentimen internal yang mendukung rupiah menguat adalah inflasi terkendali di level rendah dan cadangan devisa tinggi. Selain itu, Reny mengamati arus modal asing masih terus masuk di tengah kondisi Indonesia yang semakin kondusif karena kasus Covid-19 menurun dan PPKM pemerintah longgarkan.
Baca Juga: Kompak, rupiah Jisdor menguat 0,14% ke Rp 14.261 per dolar AS pada Jumat (3/9)
Sentimen positif juga datang dari burdern sharing dalam menanggung fiskal guna membantu pemulihan ekonomi. Dampaknya, suplai obligasi akan menurun sehingga harga obligasi naik dan yield turun.
Real yield di pasar obligasi domestik masih atraktif dan asing masih tertarik masuk serta berkorelasi positif terhadap rupiah," kata Reny.
Sementara, Andian mengatakan faktor penggerak utama rupiah di akhir pekan menguat adalah penantian data non-farm payroll AS yang rilis malam ini. "Data tersebut akan dihubungkan dengan kebijakan moneter The Fed," kata Andian.
Baca Juga: IHSG menguat 1,42% sepekan ditopang data ekonomi yang membaik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News