Reporter: Noor Muhammad Falih, Agung Jatmiko | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Rupiah selama sepekan ini cenderung melemah. Di pasar spot, Jumat (22/2), pasangan USD/IDR menguat 0,38% dibanding sepekan lalu menjadi 9.707. Sementara, kurs tengah dollar Amerika Serikat (AS) di Bank Indonesia (BI) selama sepekan menguat 0,27% menjadi 9.709.
Head of Trading Commonwealth Bank, Veni Kriswandi mengatakan, sentimen pelemahan rupiah pada pekan ini masih sama dengan minggu lalu. Para pelaku pasar pemegang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) banyak melepas instrumen tersebut karena telah jatuh tempo.
Sehingga investor yang mayoritas adalah asing mencari instrumen jangka pendek lain seperti surat perbendaharaan negara (SPN). “Namun karena mereka susah mencari instrumen jangka pendek seperti itu, rupiah yang mereka pegang kemudian direpatriasi menjadi dollar,” ungkap Veni.
Minggu depan, Veni memperkirakan, rupiah masih cenderung melemah. Secara historis, permintaan dollar menjelang akhir bulan di dalam negeri akan meningkat.
Reny Eka Putri, analis pasar uang Bank Mandiri menambahkan, rupiah akan berlanjut melemah di pekan depan juga karena sentimen positif yang mampu menopang pergerakan rupiah masih minim.
Dari faktor eksternal, melambatnya perekonomian Eropa yang secara langsung mengapresiasi dollar AS masih akan menekan rupiah. “Ini menyebabkan banyak pelaku pasar yang lebih suka memegang dollar AS, sebagai safe haven,” kata Reny.
Proyeksi Veni, minggu depan rupiah akan bergerak di level 9.670-9.720. Sementara, Reny memprediksi, rupiah masih akan akan tertekan di kisaran 9.670 – 9.772.agu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News