Reporter: Sunarti Agustina | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Kurs rupiah kian terdesak. Di pasar spot, pasangan USD/IDR ditutup menguat 0,48% menjadi 10.775. Kurs tengah dollar Amerika Serikat (AS) di Bank Indonesia melonjak 2,08% menjadi 10.723.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto mengatakan, pelemahan mata uang tidak hanya terjadi pada rupiah. Mata uang India dan Thailand pun anjlok.
Defisit neraca perdagangan Indonesia masih menjadi pemicu pelemahan rupiah. Tekanan di pasar modal pun mendorong investor asing meninggalkan Indonesia.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan buruknya tingkat kepercayaan pasar terhadap rupiah. Data likuiditas valas terlihat seret dan defisit neraca perdagangan membengkak.
Dari AS, pasar masih menunggu pengumuman hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mengenai berlanjut tidaknya stimulus moneter. Data-data ekonomi Amerika yang positif menyebabkan dollar AS menguat terhadap pada mata uang dunia.
Rully memprediksi, rupiah akan tertekan di kisaran 10.800-11.000. David memperkirakan, rupiah, hari ini, bergerak di kisaran 10.700-11.070.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News