Reporter: Amalia Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan dari luar menyebabkan rupiah limbung. Jumat (8/4) pukul 11.20 WIB, rupiah melemah 0,97% ke level Rp 14.279 per dollar Amerika Serikat (AS) dari posisi sebelumnya di level Rp 14.143 per dollar AS.
Dari luar negeri, keadaan ekonomi Eropa yang carut marut memberi angin segar pada dollar AS. Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) juga memutuskan untuk menahan suku bunga acuan hingga akhir tahun.
Tingkat bunga acuan utama ECB berada di 0%. Tingkat bunga pinjaman di 0,25% dan simpanan -0,40%. ECB mengatakan suku bunga akan tetap selama musim panas.
Ditambah lagi dengan ketidakmenentuan Brexit. Perdana Menteri Theresa May memutuskan untuk menunda kembali nego dan sikap Inggris. "Hal-hal ini memberi dorongan pada indeks dollar AS sebagai aset safe haven. Menjelang akhir pekan, banyak pula profit taking dan pelaku lasar lebih nyaman membeli dollar AS," kata Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka, Jumat (8/3).
Ibrahim memprediksi hari ini, bahkan akhir pekan, rupiah akan melemah di kisaran Rp 14.199. "Menjelang akhir kuartal I 2019, banyak kebutuhan valas perusahaan atau korporasi. Apalagi perusahaan asing yang menyetor dividen ke pemegang saham," jelas Ibrahim pada Kontan.co.id, Jumat (8/3).
Hari ini, rupiah mencatat pelemahan terbesar di Asia. Selain rupiah, won melemah 0,47%, rupee 0,28%, peso 0,27%, dollar Taiwan 0,15%, ringgit 0,13%, dan yuan 0,08%.
Sementara itu indeks dollar hari ini terkoreksi tipis setelah kemarin melonjak. Indeks dollar berada di atas level 97 sejak kemarin setelah European Central Bank menggunting proyeksi pertumbuhan ekonomi Zona Euro tahun ini hingga tahun 2021.
Penguatan indeks dollar kemarin terjadi setelah euro melemah terhadap dollar AS. Pasangan mata uang EUR/USD kemarin berada di 1,1193 yang merupakan level terendah sejak 27 Juni 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News