Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski fundamental dalam negeri kinclong, nilai tukar rupiah masih terseret pelemahan dalam sepekan terakhir. Jumat (20/10), di pasar spot, rupiah terkoreksi tipis 0,03% menjadi Rp 13.519 per dollar Amerika Serikat (AS). Dalam sepekan, rupiah melemah 0,15%.
Sementara pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), kemarin valuasi rupiah malah menguat tipis 0,03% ke level Rp 13.517 per dollar AS. Namun sepanjang pekan ini, posisi mata uang garuda terkikis 0,07%.
Keperkasaan dollar AS pekan ini menjadi sentimen utama yang membuat rupiah loyo. Posisi The Greenback mendapat sokongan dari rencana pergantian gubernur The Fed. Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang Bank Mandiri, mengatakan, pelaku pasar menyukai salah satu kandidat yakni John Taylor, yang dikenal sebagai ahli moneter dan lebih hawkish ketimbang Janet Yellen.
Dengan John Taylor duduk di kursi gubernur bank sentral negeri Paman Sam, pasar bisa semakin mengantisipasi pergerakan roda ekonomi AS di tahun depan. Asal tahu saja, Yellen bakal turun dari posisinya sebagai gubernur The Fed pada Februari 2018 mendatang.
Lukman Leong, Research & Analyst PT Valbury Asia Futures, menambahkan, pelemahan rupiah juga akibat sentimen domestik minim selama pekan ini.
Untuk pergerakan sepekan ke depan, pasar menanti pidato Yellen yang dilansir kemarin malam. Sentimen tambahan bisa muncul dari hasil konferensi pers yang dilakukan European Central Bank (ECB), Kamis (26/10).
Karena itu, Lukman memproyeksikan, rupiah berpotensi bergerak di rentang Rp 13.575 hingga Rp 13.600 per dollar AS, dengan tren konsolidasi sepanjang pekan depan. Sedang Reny memperkirakan, rupiah berpotensi mengalami koreksi di kisaran Rp 13.470–Rp 13.560 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News