Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Secara umum, mata uang Paman Sam unggul di hadapan sejumlah mata uang utama dunia, setelah meredanya isu perang dagang.
Mengutip Bloomberg, Rabu (28/3), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,16% ke level Rp 13.764 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat rupiah terdepresiasi 0,27% menjadi Rp 13.745 per dollar AS.
Sebaliknya, indeks dollar AS justru menguat. Per pukul 16.40 WIB, indeks dollar spot diperdagangkan naik 0,15% ke level 89,50.
Analis Monex Investindo Yulia menilai, penguatan dollar AS masih didukung oleh faktor meredanya ketegangan antara AS dan China terkait kebijakan tarif dagang. "Pasar juga mengantisipasi pengumuman final pertumbuhan ekonomi kuartalan AS yang akan dirilis nanti malam. Prediksinya inflasi akan naik," ujarnya, Rabu (28/3)
Pertumbuhan ekonomi AS di kuartal terakhir 2017 diprediksi naik dari 2,5% menjadi 2,7%. Menurut Yulia, kenaikan inflasi AS dapat kembali memicu ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih agresif. Dengan begitu, dollar AS akan semakin solid.
Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih memprediksi, besok, rupiah masih akan terus melemah meski tetap terjaga di level Rp 13.750-Rp 13.770 per dollar AS.
Menurutnya, sekalipun besok rupiah menguat, sifatnya hanya teknikal. Sebab, belum ada sentimen yang signifikan yang dapat mendorong penguatan rupiah baik dari dalam maupun luar negeri. "Kalau menguat, paling tidak ke level Rp 13.730," prediksi Lana.
Sementara, Yulia memproyeksi, Kamis (29/3) penguatan rupiah mungkin terjadi karena volatilitas akan lebih rendah menjelang libur panjang akhir pekan ini. Selain itu, pasar juga belum sepenuhnya kembali ke dollar AS karena wait and see terhadap perkembangan kesepakatan dagang antara AS dan China.
Yulia memperkirakan, besok, nilai tukar rupiah berada dalam rentang Rp 13.730-Rp 13.780 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News