kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah kian terpojok


Kamis, 26 September 2013 / 06:25 WIB
Rupiah kian terpojok
ILUSTRASI. Film dokumenter berjudul Our Father, yang trending di sosial media berhasil masuk dalam jajaran top film di Netflix Indonesia hari ini.


Reporter: Cindy Silviana Sukma, Agus Triyono | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Rupiah belum mampu terlepas dari tekanan. Di pasar spot pada Rabu (25/9), pasangan USD/IDR menguat 0,13% menjadi 11.488. Sementara, kurs tengah dollar AS Bank Indonesia (BI) juga naik 0,33% ke 11.569. Ini level terlemah sejak 2009.

Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures mengatakan, kebuntuan politik terkait kenaikan plafon utang dan debat anggaran di Amerika Serikat (AS), membuat pasar beralih menempatkan aset di mata uang safe haven, seperti dollar AS dan yen Jepang. "Sebaliknya, mata uang berimbal hasil tinggi, seperti rupiah mendapat tekanan jual dari spekulan," ujar dia.

Selain itu, ada survei dari China Beige Book Internasional yang menyatakan pertumbuhan manufaktur dan transportasi di China kuartal ini melambat. Ini mengindikasikan ada pelambatan ekonomi. Akibatnya, rupiah kian tertekan. Apalagi, tujuan ekspor di Indonesia cukup besar tertuju ke Cina, Jepang, Eropa, dan Amerika. "Hal ini menyebabkan pasar pesimistis dengan outlook ekonomi Indonesia yang disampaikan BI untuk kuartal IV tahun ini," imbuh Albertus.

Renny Eka Putri, analis pasar uang Bank Mandiri mengatakan, rupiah masih mendapatkan tekanan permintaan dollar AS yang cukup besar. Dari sisi global, rilis data manufaktur di sejumlah negara kawasan Eropa yang memburuk menjadi penyebab dollar AS kian menguat.

Renny memperkirakan, hari ini, rupiah akan bergerak konsolidasi. Ini karena, pembahasan penentuan batas utang di AS masih alot. Sementara itu, Albertus memproyeksikan, rupiah masih akan melemah. Sejatinya, pasar masih menunggu data eksternal seperti produk domestik bruto (PDB) AS. Ekonom memperkirakan, PDB AS akan naik menjadi 2,7% dari sebelumnya 2,5%. 

Jika proyeksi tersebut benar terjadi, Albertus memperkirakan, rupiah masih akan melemah. Dia pun melihat masih ada potensi pelemahan rupiah karena adanya kegagalan pemerintah membatasi plafon utang. Karena kondisi tersebut, dia menduga, dana asing akan terus keluar dari pasar Indonesia dan akibatnya rupiah masih akan terus tertekan. Karena itu, Albertus menebak, USD/IDR akan bergerak di 10.900-11.400, hari ini.

Sedangkan, Renny memperkirakan, pairing USD/IDR, hari ini, di 11.205-11.650.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×