Reporter: Sunarti Agustina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Rupiah berpotensi kembali melemah. Menengok data historis pada Jumat (9/8) di pasar spot, rupiah ditutup menguat 0,41% menjadi 10.276 dari hari sebelumnya. Adapun kurs tengah Bank Indonesia (BI), USD/IDR stagnan di level 10.288 per Selasa (6/8).
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, rupiah mendapat banyak tekanan dari buruknya data pertumbuhan ekonomi kuartal II. Rupiah juga masih tertekan tingginya laju inflasi dan defisit neraca perdagangan dalam negeri yang membengkak.
Faktor global, ada data pengangguran Amerika Serikat yang baru-baru ini mampu menopang pergerakan dollar AS sehingga menguat terhadap rupiah.
Menurut Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures, rupiah juga tertekan kekhawatiran pasar terhadap kenaikan tingkat suku bunga dan inflasi. Ini mengurangi minat investor terhadap rupiah. Karena itu, Ariston memperkirakan, hari ini rupiah akan kembali tertekan. Apalagi ada kekhawatiran pasar terhadap makin muramnya prospek pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
David juga memproyeksi, USD/IDR akan naik ke 10.220-10.290. Sementara, Ariston memprediksi di di 10.200-10.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News