Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat pada Kamis (2/2).
Rupiah spot naik 0,58% ke Rp 14.888 per dolar AS pada Kamis (2/2). Sementara, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) menguat 0,82% ke level Rp 14.868 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penguatan rupiah terjadi setelah pengumuman Federal Market Open Committee (FOMC) terkait kenaikan suku bunga The Fed.
Sebagai informasi, The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Baca Juga: Masa Jabatan Gubernur BI akan Berakhir, Ekonom: Dari Internal BI Banyak yang Mumpuni
“Hal itu mendorong sentimen risk-on di pasar Asia, dan kemudian mempengaruhi penguatan nilai tukar rupiah,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (2/2).
Josua memprediksi, rupiah berpotensi menguat terbatas sebagai dampak lanjutan dari sentimen Fed.
“Sentimen The Fed biasanya masih menjadi pengaruh pergerakan nilai tukar mata uang dalam 1-2 hari mendatang,” ungkapnya.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, masih ada kecenderungan untuk penguatan rupiah dan pelemahan dolar AS.
Namun, jika rupiah melemah esok hari, hal itu kemungkinan besar disebabkan oleh aksi profit taking yang dilakukan para investor di tengah kenaikan harga.
Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Ditutup Menguat 0,58% ke Rp 14.888 Per Dolar AS Pada Kamis (2/2)
Lalu, akan ada beberapa bank sentral yang juga akan menggelar rapat besok, seperti Bank of England (BoE) dan European Central Bank (ECB).
“Di AS pada Jumat malam akan ada antisipasi rilis data Non-farm Employment yang diperkirakan pertumbuhannya akan melambat,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (2/2).
Josua memproyeksikan rupiah berada di rentang Rp 14.825 - 14.925 per dolar AS pada Jumat (3/2).
Sementara, Alwi memprediksi rupiah akan berkisar di Rp 14.810 - Rp 14.930 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News