kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Rupiah ikut terimbas pelemahan euro


Senin, 19 Januari 2015 / 19:05 WIB
Rupiah ikut terimbas pelemahan euro
ILUSTRASI. Pesan Video WhatsApp Fitur Baru yang Menarik! Ini 4 Hal yang Harus Anda Ketahui


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Mata uang rupiah tidak mampu melanjutkan penguatan. Pelemahan euro yang terlampau tinggi membuka ruang lebar bagi dollar Amerika Serikat (AS) untuk menguat hampir ke seluruh mata uang, termasuk rupiah. 

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (19/1), rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,22% menjadi Rp 12.618 per dollar AS. Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah terkoreksi 0,15% ke level Rp 12.612 per dollar. 

Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, koreksi rupiah lebih banyak disebabkan oleh kondisi termutakhir di Eropa. Dua kebijakan baru Bank Sentral Swiss (SNB) mengenai pencabutan batas atas nilai tukar dan menambah suku bunga minus, terus menekan euro. 

"Euro sudah melemah sekitar 30% terhadap mata uang franc Swiss, ini mendorong penguatan dollar AS terhadap banyak mata uang," kata Reny, Senin (19/1). Tenaga dollar kian bertambah didorong oleh ekspektasi positif dari sejumlah data ekonomi yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan. 

Kejayaan dollar diprediksi akan berlanjut setidaknya hingga rapat Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan digelar pada 22 Januari mendatang. ECB diperkirakan bakal menambah program stimulus moneter demi menekan deflasi di zona euro. 

Ini akan semakin mendorong penguatan dollar karena di sisi sebaliknya Bank Sentral AS, The Fed, justru berniat mendongkrak suku bunga acuan.

Kiswoyo Adi Joe, Analis Investa Saran Mandiri menambahkan, rupiah juga kekurangan sentimen dari domestik. 

Investor dinilai belum terbiasa dengan kebijakan Presiden Joko Widodo dalam mengatur harga Bahan Bakar Minyak (BBM). "Investor masih mencermati dampak dari kebijakan ini terhadap pengendalian inflasi," kata Kiswoyo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×