Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup melemah pada perdagangan Selasa (5/3). Di pasar spot, rupiah melemah 0,18% ke Rp 15.771 per dolar Amerika Serikat (AS) dan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) melemah 0,20% ke Rp 15.756 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, depresiasi rupiah akibat sentimen risk-off yang bermula dari Tiongkok. Data Caixin China PMI Services pada bulan Feb-24 turun ke level 52,5 dari sebelumnya 52,7, meleset dibandingkan ekspektasi yang meningkat menjadi 52,9.
"Hal ini kembali mengafirmasi bahwa sektor jasa Tiongkok cenderung melambat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (5/3).
Untuk hari ini, Josua memproyeksikan rupiah berpotensi menguat terbatas. Ini seiring dengan proyeksi penurunan data Factory Orders bulan Januari 2024 yang diperkirakan terkontraksi 3,0% MoM dari sebelumnya tumbuh 0,2% MoM.
Baca Juga: Gubernur BI Beberkan Progres Rupiah Digital
"Data ISM Services Index juga diperkirakan turun ke 53 dari sebelumnya 53,4," katanya.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, fokus pasar juga tertuju pernyataan Ketua Fed untuk mengetahui petunjuk lebih lanjut mengenai jalur suku bunga. Selain itu juga tertuju pada data Non Farm Payrolls utama untuk bulan Februari.
"Pasar tenaga kerja yang melemah juga merupakan salah satu pertimbangan utama The Fed untuk mengubah suku bunga," katanya.
Dari dalam negeri, pasar saat ini memantau perkembangan rapat paripurna DPR yang diwarnai dengan interupsi mengenai tentang kecurangan Pilpres 2024 yang dimotori oleh Fraksi PDIP, PKB dan PKS serta Nasdem. Bahkan mereka terus menyuarakan menyinggung soal penggunaan hak angket.
Baca Juga: Dolar AS Diproyeksi Ambruk, Gubernur BI Ramal Rupiah Menguat pada Semester II-2024
Ibrahim pun memperkirakan rupiah bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.760 - Rp 15.820 per dolar AS.
Sementara Josua memproyeksikan rupiah di kisaran Rp 15.725 - Rp 15.825 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News