Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah di pasar spot berhasil ditutup menguat 0,18% ke Rp 14.090 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Sejumlah sentimen dari eksternal jadi penopang penguatan rupiah sepanjang hari ini.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, katalis utama yang menopang pergerakan mata uang Garuda datang setelah Federal Reserve menyatakan bakal membeli obligasi korporasi di pasar sekunder.
Pembelian surat utang yang dilakukan Selasa (16/6) ini menjadi bagian dari skema stimulus yang sudah diumumkan sebelumnya.
Baca Juga: Perkasa, rupiah berhasil ditutup menguat 0,18% ke Rp 14.090 per dolar AS hari ini
Investor pun kian percaya diri bahwa perekonomian AS dapat kembali bergairah setelah Presiden Donald Trump mempertimbangkan program infrastruktur yang nilainya mencapai US$ 1 triliun.
"Secara keseluruhan, sentimen tersebut memperkuat keyakinan bahwa pihak berwenang akan melakukan segala cara untuk mengembalikan ekonomi AS ke jalur seperti sebelum pandemi virus corona terjadi," kata dia dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (16/6).
Katalis tambahan datang dari Bank of Japan yang mempertahankan kebijakan moneter longgar. Selain itu, bank sentral Jepang ini juga optimistis perekonomian akan pulih secara bertahap setelah ambruk akibat pandemi virus corona.
Belum lagi, rencana AS dan China kembali bertemu untuk pembicaraan dagang selanjutnya. Hal ini membuat investor lebih memilih untuk masuk ke aset berisiko, termasuk rupiah.
Baca Juga: IHSG melonjak 3,53% ke 4.986 pada Selasa (16/6), TLKM paling banyak dijual asing
Sementara dari dalam negeri, kembali dibukanya pusat perbelanjaan di DKI Jakarta menjadi angin segar bagi perekonomian dalam negeri. Pelaku pasar pun kian percaya diri bahwa ekonomi Indonesia akan segera kembali pulih.
Karena itu, Ibrahim pun memprediksi, pergerakan rupiah pada perdagangan Rabu (17/6) dapat kembali menguat. Dia pun menebak, rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.150-Rp 13.950 per dolar AS.
"Rupiah kemungkinan akan menguat di bawah Rp 14.000 per dolar AS," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News