Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak stabil, usai ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di awal pekan ini. Pasar masih akan mengantisipasi kesepakatan China-AS dan perkembangan di Timur Tengah.
Mengutip Bloomberg, Senin (30/6), rupiah spot ditutup melemah 0,27% ke Rp 16.238 per dolar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Melemah Hari Ini (30/6), Kurs Rupiah Masih Menguat Sepanjang Bulan Juni 2025
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menjelaskan rupiah berbalik melemah terhadap dolar AS setelah data dari China yang menunjukkan kontraksi di sektor manufaktur untuk tiga bulan beruntun. Di sisi lain, dolar AS sendiri juga terpantau rebound sore ini.
Dolar AS sendiri cenderung range bound oleh antisipasi perkembangan seputar tarif menjelang berakhirnya masa tenggang. "Harapan ada pada kesepakatan China-AS bisa mendukung baik rupiah maupun dolar AS, namun masih terlalu dini dan belum ada konfirmasi verbal sekalipun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (30/6).
Rupiah diperkirakan bergerak stabil seiring investor cenderung wait and see terhadap perkembangan Timur Tengah. Sebab, walaupun dalam gencatan senjata tetapi terjadi masih terjadi serangan terutama dari Israel.
"Selain itu investor menantikan serentetan data ekonomi domestik, seperti PMI, inflasi dan data perdagangan," katanya.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,01% ke Rp 16.231 per Dolar AS pada Senin (30/6)
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi melanjutkan bahwa ING Bank N.V melaporkan bahwa inflasi diperkirakan akan terjadi di sejumlah negara Asia termasuk Indonesia, Filipina, dan Korea Selatanl. Ini didorong oleh harga minyak yang lebih tinggi.
"Inflasi di Indonesia pada Juni 2025 diperkirakan akan berada pada kisaran 2,2% secara tahunan (year on year/yoy)," katanya.
Kontribusi sektor transportasi ke inflasi inti telah turun dan mendekati nol dalam dua bulan terakhir. Dengan kenaikan harga minyak global, kontribusi sektor tersebut akan kembali signifikan untuk kenaikan harga.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif dengan potensi menguat direntang Rp 16.170 - Rp 16.240 per dolar AS. Sementara Lukman memperkirakan rupiah bergerak stabil dikisaran Rp 16.150 - Rp 16.300 per dolar AS.
Selanjutnya: Produksi Beras pada Semester Kedua Diprediksi Menurun, Bapanas Bilang Begini
Menarik Dibaca: Tiket Diskon KAI Terjual 1,89 Juta Kursi, Ini KA dengan Tarif di Bawah Rp 100 Ribu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News