Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah bergerak tipis di akhir pekan lalu. Di pasar spot, Jumat (26/3), rupiah ditutup menguat 0,06% ke Rp 14.418 per dolar Amerika Serikat (AS). Kompak, kurs rupiah Jisdor juga menguat 0,12% ke Rp 14.446 per dolar AS.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri mengatakan pelaku pasar masih akan mengantisipasi seperti apa pernyataan bank sentral AS Federal Reserve mengenai ekspektasi inflasi AS. Jika The Fed membiarkan ekspektasi inflasi AS terus meningkat maka bisa meningkatkan yield US Treasury dan menghadirkan risiko baru bagi rupiah.
Selain itu, perkembangan kasus Covid-19 di Eropa yang meningkat berpotensi meningkatkan permintaan dollar AS sebagai aset safe haven. Sementara dari dalam negeri, belum ada data ekonomi yang bisa menyokong nilai tukar rupiah.
Baca Juga: Indeks industri dasar dan kimia menguat 5,71% ytd, berikut pendorongnya
Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya memproyeksikan rupiah masih akan melemah terhadap dolar AS di awal pekan. Faktor utama yang menekan rupiah adalah dolar AS didukung optimisme pemulihan ekonomi AS yang terjadi lebih cepat dari prediksi. Apalagi setelah pemerintah AS meluncurkan stimulus fiskal yang sangat besar.
Reny memproyeksikan pergerakan rupiah di Senin (29/3) konsolidasi di rentang Rp 14.395 per dolar AS-Rp 14.443 per dolar AS. Sementara, Andian mengekspektasi rentang rupiah di Rp 14.350 per dolar AS-Rp 14.500 per dolar AS. "Dengan bertahan di atas Rp 14.280 akan sulit bagi rupiah untuk kembali menguji ke bawah Rp 14.000," kata Andian.
Baca Juga: IHSG diproyeksikan menguat pada perdagangan Senin (29/3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News