Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu global dari kawasan Eropa dan Amerika Serikat mendongkrak dollar AS. Di sisi lain, agenda domestik minim sehingga rupiah kurang bertenaga. Mata uang Garuda diperkirakan cenderung tertekan, besok.
Mengutip Bloomberg, Selasa (21/11), kurs rupiah di pasar spot ditutup stagnan di level Rp 13.529 per dollar AS. Sedangkan, kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan, nilai tukar rupiah melemah 0,11% ke Rp 13.544 per dollar AS.
Ekonom Bank Mandiri Rully Arya Wisnubrata menilai, pergolakan di Eropa akibat gagalnya koalisi yang digadang Kanselir Jerman Angela Merkel, mengangkat dollar di hadapan euro. Belum lagi, isu negosiasi Brexit menyebabkan poundsterling bergerak negatif, sehingga menguntungkan mata uang Paman Sam.
"Dollar AS sedang mengalami tren penguatan terhadap major currencies yang volatilitasnya sedang tinggi, terutma euro dan GBP," jelas Rully, Selasa (21/11).
Sedangkan, bagi rupiah, belum ada katalis yang berpeluang menyokong rupiah. Data inflasi baru akan dirilis 4 November mendatang.
Sehingga, Rully memperkirakan, rupiah masih akan melemah, besok. Prediksinya, rupiah bergerak dalam rentang Rp 13.520-Rp 13.560 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News