kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Rupiah diperkirakan melemah lagi pada Rabu (23/9)


Selasa, 22 September 2020 / 20:04 WIB
Rupiah diperkirakan melemah lagi pada Rabu (23/9)
ILUSTRASI. Pelemahan nilai tukar rupiah diprediksi akan berlanjut pada perdagangan Rabu (23/9).


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah diprediksi akan berlanjut pada perdagangan Rabu (23/9). Adapun sentimen yang bakal mendominasi tekanan besok datang dari eksternal, khususnya skandal baru di pasar keuangan global dan pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Selasa (22/9) kurs rupiah tercatat melemah sebanyak 0,58% ke Rp 14.785 per dolar AS. Sementara itu, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, rupiah melemah 0,4% ke level Rp 14.782 per dolar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi memperkirakan, rupiah masih akan cenderung bergerak melemah pada perdagangan besok (23/9). Meskipun begitu, pelemahan diyakini hanya bersifat jangka pendek. "Sentimen utamanya karena eksternal, khususnya terkait skandal dan pertemuan The Fed," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (22/9).

Pada perdagangan Selasa (22/9) pasar keuangan dikejutkan dengan munculnya skandal perbankan global setelah FinCEN Files yang berisi sekumpulan dokumen penting dan rahasia terkait perbankan dan keuangan bocor ke publik. File berisikan 2.500 dokumen tersebut sebagian besar adalah berkas yang dikirim bank-bank ke otoritas AS antara 1995 hingga 2017. Adapun isi dari berbagai file tersebut meliputi skandal penggelapan dana hingga pengemplangan pajak dari lembaga keuangan besar dunia.

Baca Juga: Ambles, rupiah ditutup turun 0,58% ke Rp 14.785 per dolar AS pada hari ini (22/9)

Sentimen lain yang ikut menekan rupiah adalah pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang mengumumkan kondisi ekonomi membaik. Di samping itu, pelaku pasar juga masih menanti pernyataan lanjutan dari Powell pada pertemuan dengan Sub Komite Pemilihan DPR terkait perkembangan Covid-19 Rabu (23/9). "Sepertinya penopang rupiah dari dalam negeri belum ada, mengingat RUU amandemen Bank Indonesia (BI) juga masih ramai diperbincangkan," tandasnya. 

Untuk itu, pada perdagangan besok (23/9) rupiah diprediksi bakal melanjutkan pelemahan di kisaran support Rp 14.770 per dolar AS dan resistance di kisaran Rp 14.850 per dolar AS.

Baca Juga: IHSG tumbang lagi 1,31% ke 4.934 pada Selasa (22/9), asing masih mencetak net sell

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×