Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Mata uang Garuda masih terus membubung. Kamis (5/1), kurs spot rupiah naik 0,54% ke Rp 13.367 per dollar AS. Sementara kurs tengah rupiah Bank Indonesia menguat 0,81% menjadi Rp 13.478 per dollar AS.
Josua Pardede, Ekonom Bank Permata, melihat, penguatan rupiah dipengaruhi sentimen domestik maupun global. Dari eksternal, inflasi Uni Eropa yang naik dan sektor manufaktur Inggris yang tumbuh membuat dollar AS koreksi.
“Ini positif bagi mata uang Asia,” ujarnya.
Dari dalam negeri, rupiah diuntungkan oleh lelang SUN perdana di 2017, Selasa (3/1). Pemerintah meraup penawaran sekitar Rp 36,9 triliun. Hal ini menunjukkan pasar optimistis dengan kondisi ekonomi Indonesia.
Tapi, dibukanya notulen rapat FOMC bisa menahan penguatan rupiah hari ini. Notulen FOMC menyebut seluruh petinggi The Fed menyepakati kenaikan suku bunga Desember lalu. Ini memperkuat indikasi The Fed akan mempercepat kenaikan suku bunga tahun ini.
“Rupiah bisa terkoreksi ke Rp 13.325–Rp 13.450,” imbuh Josua.
Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures, menilai rupiah akan terkonsolidasi, karena pelaku pasar menunggu rilis data non farm payroll. Ia memprediksi hari ini, rupiah bergerak antara Rp 13.370–Rp 13.430 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News