Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah menutup akhir pekan lalu dengan cukup positif. Sedangkan awal pekan ini, kurs rupiah akan banyak ditentukan sentimen dari eksternal.
Akhir pekan lalu, di pasar spot Jumat (26/2), nilai tukar rupiah Rp 13.382 per dollar AS, menguat 0,23% dibanding sehari sebelumnya. Sementara kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan rupiah menguat 0,12% ke Rp 13.400.
David Sumual, Ekonom Bank Central Asia (BCA) mengatakan, pergerakan rupiah mendapat berbagai sentimen positif. Di antaranya penguatan harga minyak, meredanya kekhawatiran ekonomi China, hingga pertemuan G20.
Yulia Safrina, Research and Analyst PT Moex Investindo Futures, juga menilai, perhatian pasar tertuju pada pertemuan G20. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyuarakan optimisme keuangan lokal.
Pasar berharap, pertemuan tersebut dapat menguatkan keyakinan bahwa gejolak ekonomi mulai reda. David menambahkan, pergerakan rupiah juga akan terpengaruh oleh berbagai data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dirilis akhir pekan lalu.
Di antaranya adalah data pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2015 yakni sebesar 1% atau di atas angka sebelumnya 0,7% dan proyeksi 0,4%. Dari dalam negeri, rupiah menanti data inflasi bulan Februari 2016 yang akan dirilis Selasa (1/3).
Senin (29/2), David memperkirakan rupiah menguat tipis di Rp 13.350 - Rp 13.400 per dollar AS. Sementara Yulia memprediksi, rupiah melemah di kisaran Rp 13.300-13.450.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News